Sekolah Ramah Anak adalah sekolah yang secara sadar berupaya menjamin dan memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggung jawab. Prinsip utama adalah non diskriminasi kepentingan, hak hidup serta penghargaan terhadap anak. Sebagaimana dalam bunyi pasal 4 UU No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, menyebutkan bahwa anak mempunyai hak untuk dapat hidup tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.Disebutkan di atas salah satunya adalah berpartisipasi yang dijabarkan sebagai hak untuk berpendapat dan didengarkan suaranya. Sekolah Ramah Anak adalah sekolah yang terbuka melibatkan anak untuk berpartisipasi dalam segala kegiatan, kehidupan sosial,serta mendorong tumbuh kembang dan kesejahteraan anak.
Sekolah Ramah Anak adalah sekolah/madrasah yang aman, bersih, sehat, hijau, inklusif dan nyaman bagi perkembangan fisik, kognisi dan psikososial anak perempuan dan anak laki-laki termasuk anak yang memerlukan pendidikan khusus dan/atau pendidikan layanan khusus.
Sekolah Ramah Anak (SRA) adalah satuan pendidikan formal, nonformal dan informal yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi dan perlakuan salah lainnya. Sekolah Ramah Anak (SRA) mendukung partisipasi anak, terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan anak di pendidikan.
Hal ini sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang tentang Perlindungan Anak nomor 35 tahun 2014. Perwujudan sekolah yang bebas dari risiko kekerasan ini merupakan bagian dari program Kota Ramah Anak.
Ada beberapa ciri-ciri sekolah ramah anak yang ditinjau dari beberapa aspek, yaitu:
1. Sikap Terhadap Murid
Ciri-ciri sekolah ramah anak yaitu sikap terhadap murid. Perlakuan Adil bagi murid laki-laki dan perempuan, cerdas-lemah, kaya-miskin, normal-cacat, anak pejabat-anak buruh,
Penerapan norma agama, sosial dan budaya setempat. Serta kasih sayang kepada murid, memberikan perhatian bagi mereka yang lemah dalam proses belajar karena memberikan hukuman fisik maupun nonfisik bisa menjadikan ana didik trauma.
Saling menghormati hak-hak anak, baik antar murid, antar tenaga, kependidikan serta antara tenaga kependidikan dan murid.
2. Metode Pembelajaran
Terjadi proses belajar sedemikian rupa sehingga siswa merasakan senang mengikuti pelajaran, tidak ada rasa takut, cemas dan waswas, siswa menjadi lebih aktif dan kreatif serta tidak merasa rendah diri karena bersaing dengan teman siswa lain.
Terjadi proses belajar yang efektif yang dihasilkan oleh penerapan metode pembelajaran yang variatif dan inovatif.
Misalnya: belajar tidak harus di dalam kelas, guru sebagai fasilitator proses belajar menggunakan alat bantu untuk meningkatkan ketertarikan dan kesenangan dalam pengembangan kompetensi, termasuk lingkungan sekolah sebagai sumber belajar (pasar, kebun, sawah, sungai, laut, dan lainnya).
3. Proses Belajar Mengajar yang Didukung Media Ajar
Ciri-ciri sekolah ramah anak selanjutnya adalah proses belajar mengajar didukung oleh media ajar seperti buku pelajaran dan alat bantu ajar atau peraga sehingga membantu daya serap murid.
Guru sebagai fasilitator menerapkan proses belajar mengajar yang kooperatif, interaktif, baik belajar secara individu maupun kelompok.
Terjadi proses belajar yang partisipatif. Murid lebih aktif dalam proses belajar. Guru sebagai fasilitator proses belajar mendorong dan memfasilitasi murid dalam menemukan cara/jawaban sendiri dalam suatu persoalan.
4. Murid Dilibatkan
Moms dan Dads, ciri-ciri sekolah ramah anak juga murid dilibatkan dalam berbagai aktivitas yang mengembangkan kompetensi dengan menekankan proses belajar melalui berbuat sesuatu, learning by doing, demo, praktek, dan lainnya.
5. Penataan Kelas
Murid dilibatkan dalam penataan bangku, dekorasi dan ilustrasi yang menggambarkan ilmu pengetahuan serta lainnya. Penataan bangku secara klasikal (berbaris ke belakang) mungkin akan membatasi kreativitas murid 48.
Jurnal Penelitian PAUDIA, Volume 1 No. 1 2011 dalam interaksi sosial dan kerja dikursi kelompok, murid dilibatkan dalam menentukan warna dinding atau dekorasi dinding kelas sehingga murid menjadi betah di dalam kelas, murid dilibatkan dalam memajang karya murid, hasil ulangan/ test, bahan ajar dan buku sehingga artistik dan menarik serta menyediakan space untuk baca (pojok baca).
Bangku dan kursi sebaiknya ukurannya disesuaikan dengan ukuran postur anak Indonesia serta mudah untuk digeser guna menciptakan kelas yang dinamis.
6. Lingkungan Kelas
Ciri-ciri sekolah ramah anak terakhir adalah murid dilibatkan dalam mengungkapkan gagasannya dalam menciptakan lingkungan sekolah (penentuan warna dinding kelas, hiasan, kotak saran, majalah dinding, taman kebun sekolah), tersedia fasilitas air bersih, higienis dan sanitasi, fasilitas kebersihan dan fasilitas kesehatan, fasilitas sanitasi seperti toilet, tempat cuci, disesuaikan dengan postur dan usia anak, di sekolah diterapkan kebijakan/peraturan yang mendukung kebersihan dan kesehatan.
Kebijakan/peraturan ini disepakati, dikontrol dan dilaksanakan oleh semua murid (dari-oleh-dan untuk murid).
Prinsip Sekolah Ramah Anak
Adapun prinsip-prinsip sekolah ramah anak, yakni:
- Nondiskriminasi, antikekerasan,dan perlakuan salah lainnya
- Kepentingan terbaik anak selalu jadi pertimbangan utama
- Hak anak untuk hidup, menjaga hidup dan tumbuh kembangnya secara fisik, psikis, dan sosial atau menurut pemikiran pendidikan Ki Hadjar: merdeka lahir, batin, tenaga, dan pikiran.
- Partisipasi anak terutama hak anak untuk didengarkan dan ditanggapi dengan sungguh-sungguh
- Tata kelola yang baik.
Menurut UNICEF, sekolah ramah anak mempromosikan inklusivitas, kepekaan gender, toleransi, martabat dan pemberdayaan pribadi. Juga didasarkan sekolah harus beroperasi untuk kepentingan terbaik anak.
Lingkungan pendidikan harus aman, sehat dan protektif, Ruang kelas harus memiliki Guru yang terlatih dan sumber daya yang memadai. Terlebih paling utama untuk sekolah ramah anak yaitu hak anak harus dilindungi, dan suara anak didengar.
Comments